Kamis, 17 Juni 2010

Transformerless

Transformerless = No Step Up Transformer Linear = Not Switching Power Generator = Regeneration, not just conditioner
Latar Belakang
Sebuah rangkaian amplfier yang sederhana dimana hanya sedikit komponen yang dilewati oleh sinyal musik dalam perjalanan sinyal musik dari terminal input menuju terminal output, akan tetapi didukung oleh power supply yang berkualitas baik, pasti akan berbunyi lebih baik daripada sebuah rangkaian amplfier yang kompleks dimana sinyal musik melewati banyak komponen, akan tetapi didukung oleh power supply yang asal-asalan.
Power Supply adalah adalah awal dari segalanya, peralatan audio bisa bekerja karena ada supply listrik dari power supply, demikian pula dengan kualitas suara dari suatu rangkaian amplfier, bagus atau tidaknya kualitas suara dari sebuah amplifier terutama ditentukan oleh kualitas power supply yang digunakannya.
Kalau diekspresikan dengan persentasi angka, maka kontribusi power supply dalam menentukan kualitas dari sebuah amplifier bisa saja melebihi angka 70%, dari seluruh faktor faktor yang menentukan kualitas amplifier seperti misalnya konfigurasi rangkaian, negatif feedback, kualitas komponen, dll. Sehingga kalau anda melakukan cara yang tepat untuk memperbaiki kualitas listrik yang disupply ke peralatan anda maka, kontribusinya bisa sangat besar dibandingkan kalau anda melakukan perbaikan system anda dengan cara yang cenderung bersifat spekulatif seperti ; mengganti power cord, power distributor, cable interconnect, cable speaker, memakai platform, dll
Pemikiran di atas adalah hal hal yang memotivasi saya untuk mengembangkan produk Power Generator seperti Power 15 untuk aplikasi turntable dan juga Power 90 untuk peralatan front end.
Power 90 menghasilkan tegangan listrik 220V yang berbentuk sinus murni yang sangat bersih dan juga memiliki impedansi keluaran rendah, Power 90 dapat membantu peralatan audio anda untuk mendapatkan listrik berkualitas baik, sebagai suatu cara untuk meningkatkan kinerja dari peralatan audio yang anda miliki dari sisi power supply.

Aplikasi
Power 90 dapat mengeluarkan daya listrik secara kontinu sebesar 90 watt, dengan tegangan masukan dari PLN yang bervariasi diantara 200V sampai 230V. Target aplikasi dari Power 90 adalah untuk pemakaian pada front end, seperti CD Player, DVD Player, DAC, Surround Processor, Preamplifier, X-Over Active, atau aplikasi lain selama total daya yang dibutuhkan tidak melebihi 90 watt.
Bagi anda yang berkecimpung di bidang studio rekaman, barangkali Power 90 juga bisa digunakan untuk peralatan seperti Mixer, Microphone preamp, Hard Disc recorder, Digital Audio Workstation dll.
Begitu juga bagi anda yang berkecimpung di bidang Fotografi, barangkali Power 90 bisa membantu scanner anda untuk agar bisa menampilkan gambar yang lebih akurat, dengan memberikan supply listrik bersih pada lampu scanner anda.
Blok diagram Power 90

Seperti yang terlihat pada Blok diagram Power 90 di atas, sinyal penggerak dari Power 90 dihasilkan oleh Osilator yang menghasilkan frekuensi 50Hz, 60hz atau frekuensi lain sesuai permintaan. Agar supaya sinyal keluaran dari osilator benar benar bersih maka sinyal ini dilewatkan pada Low Pass Filter (LPF). High Voltage Power Amplifier (HVPA) pada Power 90 adalah dua buah power amplifier yang mampu mengeluarkan tegangan
tinggi secara langsung, dan kedua amplifier ini bekerja dalam mode bridge. Masing masing HVPA tsb mengeluarkan tegangan 110V dan berbeda fasa 180 derajat, sehingga tegangan keluaran total dari kedua amplifier tsb ialah 220V. Agar supaya bisa menggerakan kedua HVPA, maka sinyal keluaran dari LPF terlebih dulu harus diumpankan ke Phase Splitter dengan tujuan agar dapat menghasilkan dua buah sinyal yang besarnya sama namun berbeda fasa tepat 180 derajat.
"Power 90 tidak membutuhkan step up transformer karena HVPA sudah mampu menghasilkan secara langsung tegangan 220V, dan hal inilah yang membedakan Power 90 dengan produk sejenis lainnya"
Keunggulan thd produk sejenis

Pada gambar di atas dapat anda lihat blok diagram power generator merek lain, terlihat dengan jelas ada tiga buah perbedaan mendasar
yaitu :
1. Penggunaan DSP Oscillator
Pada dasarnya Osilator jenis ini terdiri dari ROM yang berisi data data digital yang menyimpan gelombang sinus dalam format
digital diikuti oleh DAC yang berfungsi untuk menkonversikan data digital tsb menjadi sinyal analog penggerak Audio Power Amplifier. Osilator jenis ini memiliki noise yang tidak serendah Analog Osilator. Karena gelombang sinus diperoleh bukan
diperoleh dari proses pengisian dan pengosongan kapasitor, melainkan dari data data digital berbentuk pulsa yang dikonversikan
menjadi sinyal analog .
2. Penggunaan Audio Power Amplifier sebagai penguat daya
Tegangan keluaran dari sebuah audio power amplifier paling maksimum adalah sekitar 60V, sehingga kalau audio power amplifier tsb
di bridge, maka audio power amplifier tsb hanya bisa menghasilkan tegangan sebesar 120V. Pada ahirnya mau tidak mau penggunaan
step transformer menjadi suatu hal yang tidak bisa dihindari agar supaya bisa dihasilkan tegangan 220V.
3. Penggunaan Step Up Transformer
Seperti yang telah dijelaskan di atas, karena audio power amplifier hanya bisa menghasilkan maksimum 120V dalam mode bridge, maka mau tidak mau penggunaan step up transformer tidak bisa terhindarkan akibatnya impedansi keluaran menjadi besar, dan efisiensi
berkurang.
Penggunaan Analog Osilator dan HVPA adalah dua hal yang khas, yang mampu membuat Power 90 mengungguli prouduk sejenisnya, HVPA adalah power amplfier yang mampu secara langsung menghasilkan tegangan keluaran AC bertegangan tinggi, modul HVPA dari Power 90 mampu menghasilkan tegangan AC sampai sebesar 180VAC (atau 360V dalam mode bridge), sehingga adalah lebih dari cukup jika HVPA hanya harus mengeluarkan tegangan AC sebesar 220V secara langsung tanpa menggunakan step up transformer seperti yang dilakukan pada produk sejenis lainnya.
Tanpa menggunakan step up transformer maka Power 90 memiliki tiga keunggulan dibandingkan produk sejenis.
1. Impedansi keluaran lebih rendah
Walau step up transformer dibuat dengan menggunakan kawat dari silver, impedansi keluaran dari rangkaian yang
menggunakan step-up transformer tsb tidak akan bisa lebih rendah daripada rangkaian yang tidak mengunakan trafo keluaran
(Output Transformerless) seperti Power 90, karena walau bagaimanapun juga silver dan inti besi dari trafo pasti memberikan
tambahan pada impedansi keluaran dari rangkaian yang menggunakannya
2. Efisiensi lebih tinggi
Seberapapun bagusnya inti besi dan kawat yang digunakan untuk membuat trafo output, pasti tetap saja akan ada daya yang akan
diserap oleh sebuah trafo ketika trafo tersebut melewatkan daya listrik yang diubah menjadi panas pada trafo. Pada power
generator yang masih menggunakan step up transformer maka serapan daya pada step up transformer akan membuat rangkaian power
amplifier dari power generator tersebut bekerja lebih keras sehingga panas yang terjangkit pada heatsink dari power generator tsb
akan lebih tinggi, akibatnya resiko kerusakan juga akan semakin besar
3. Total berat dan dimensi yang lebih rendah tanpa penggunaan step up transformer
P0WER 90 Vs Power Cord & Power Distributor
Dari pengamatan saya selama bekerja di Ultimate Audio, mengganti Power Cord dan Power Distributor adalah cara yang paling sering dipilih oleh Audiophille untuk memperbaiki kualitas suara dari systemnya, karena cara seperti ini memang paling mudah dan juga kalau pada ahirnya cara ini gagal, Power Cord atau Power Distributor yang tidak terpakai dapat digunakan untuk keperluan lain atau dapat juga dijual lagi melalui pedagang barang second.
Akan tetapi kalaupun berhasil, perbaikan yang bisa didapat dari memperbaiki system dengan mengganti Power Cord dan Power Distributor adalah sangat minimal, apalagi kalau diukur dari harga Power Cord dan Power Distributor yang harus dibeli.
Power Cord dan Power Distributor adalah peralatan listrik pasif yang tidak dapat berbuat banyak dalam membantu meningkatkan kualitas listrik yang disupply ke peralatan audio.
Yang bisa dilakukan oleh Power Cord dan Power Distributor adalah melakukan penyaringan noise pada listrik PLN yang akan disupply ke peralatan Audio. Proses penyaringan ini umumnya dilakukan dengan memakai komponen listrik pasif seperti resistor, inductor dan kapasitor yang berfungsi sebagai filter pasif.
Dalam proses penyaringan listrik secara pasif tsb, agar bisa didapat hasil yang maksimal maka impedansi dari rangkaian filter yang ada pada power cord/distributor haruslah benar benar matching dengan impedansi beban yang akan disambungkan pada rangkaian filter tersebut.
Crosover dan Speaker adalah dua hal yang dapat digunakan untuk memahami hubungan antara filter pada power
cord/ distributor dengan beban yang akan dihubungkan dengannya. Sebuah crossover pada system speaker yang sudah dirancang untuk speaker tertentu dengan impedansi tertentu, tentunya tidak akan bisa bekerja dengan baik kalau dihubungkan dengan speaker type lain yang impedansinya berbeda.
Cobalah anda bayangkan jika seandainya anda memiliki speaker merek Dynaudio yang juga menggunakan driver Dynaudio, kemudian anda ganti drivernya dengan driver merek JM Lab, apakah yang akan terjadi ? Pasti suaranya menjadi tidak karuan, karena Crossover dari Dynaudio tsb sudah dirancang untuk driver Dynaudio juga, sehingga tidak akan matching kalau driver dari speaker tersebut diganti dengan merek lain yang impedansinya berbeda. Hal serupa juga akan terjadi kalau anda memiliki Speaker JM Lab yang menggunakan driver JM Lab, anda ganti drivernya dengan driver dari Dynaudio.
Begitu pula dengan filter yang ada pada Power Cord/Distributor, sesungguhnya filter ini hanya bisa bekerja maksimal pada nilai beban tertentu, yang menjadi masalah adalah bagaimanakah kita melakukan proses matching antara filter tersebut dengan beban yang akan dihubungkan padannya, hal ini dikarenakan daya yang dibutuhkan oleh setiap peralatan audio baik CD Player, DAC, Preamplifier, Processor maupun Power Amplifier adalah berbeda beda untuk setiap merek dan tipe yang berbeda, sehingga sangatlah sulit untuk mencocokan daya yang diperlukan oleh peralatan audio dengan impedansi kerja dari filter pada Power Cord/Distributor.
Selain itu Power Cord/Distributor memberikan impedansi tambahan dari listrik PLN, jika dilihat dari peralatan audio, efek dari penambahan impedansi ini adalah berkurangya detail dan karakter dinamik dari peralatan, banyak pula yang rekan audiophille yang memakai istilah seperti ; suara menjadi lambat, loyo, kurang detail, tidak ada separasi, tidak dinamik, dan sebutan sebutan lainnya untuk mendeskripsikan keadaan tsb.
Power 90 bekerja dengan cara berbeda dengan filter karena pada Power 90 terjadi proses power regeneration yang menghasilkan gelombang listrik baru yang berbentuk gelombang sinus murni, dan juga karena Power 90 tidak menggunakan step up transformer maka impedansi keluaran dari Power 90 menjadi sangat rendah. Semakin rendah impedansi keluaran berarti juga suara menjadi lebih detail, separasi menjadi makin baik, karakter dinamik semakin gesit, dll.
Power 90 dapat dihubungkan dengan CD Player, DAC, Preamp atau Processor tanpa harus memperhitungkan matching tidaknya impedansi, selama total daya dari peralatan tersebut tidak melebihi 90 watt. Alasan Ekonomis memilih Power 90 dibandingkan Power Cord/Distributor
Power Cord dan Power Distributor yang masuk dalam kategori High End dipasarkan dengan harga yang berkisar dari USD 500 sampai USD 600 Power 90 ditawarkan dengan harga yang lebih murah dari harga tsb, kalau dilihat dari perananya tentu saja lebih ekonomis memilih Power 90, karena Power 90 dapat memberikan supply listrik hasil regenerasi yang benar benar baru, low noise dan impedansi keluaran dari Power 90 juga sangat rendah.
Spesifikasi
Frekuensi Keluaran : 50Hz, 60 Hz, atau frekuensi lain sesuai permintaan
Daya Output : 90 watt Continuous, Resistance Load
Dimensi : 36 x 20 x 17 cm ( panjang x lebar x tinggi)
Berat : 8.8 kg
Total Outlet : 2 buah, US or Euro
Accesories : Power Cord
Artikel Referensi

Power Quality for High end Audio
Listening Test 1. Power 90, Marantz DV-12S2, ADCOM GFP-715, Lumen White, Meridian G57, Etc 2. Power 90, dCS P8i, FM Acoustic 255, Kharma, Etc
3. Power 90, Wadia 861SE, BAT, Verity Audio, Etc
4. Power 90, Wadia 302, Primaluna Etc
5. Power 90, Orpheuslab, Primaluna Prolog 1, Etc
6. Power 90, YBA Lecteur CD, Primaluna Prolog 1, Etc
7. Power 90, Meridian G08, Meridian G02, Etc 8. Power 90, Meridian G91, G57, Etc 9. Power 90, Meridian G68, Pioneer DVS-969, Etc
10. Power 90, Lindemann 820, etc

Tidak ada komentar:

Posting Komentar